KESADARAN
para pengelola institusi, baik profit maupun non-profit, untuk meningkatkan kinerjanya melalui
peningkatan KOMPETENSI SDM-nya semakin tahun semakin meningkat.
Peran
kompetensi dalam mendukung strategi institusi sudah menjadi topik hangat sejak
peluncuran artikel David McLelland pada 1973, bertajuk “Testing For Competence Rather Than For Intelligence”. Dalam artikel
tersebu, McLelland mengkritik penggunaan test intelegensi dalam seleksi serta
referensi untuk memprediksi kinerja. McLelland mengajukan bahwa alih-alih mengukur potensi dan
inetelengsi yang sangat bias budaya, lebih baik mengukur ketrampilan individu
dalam melakukan sebuah tugas, serta hal-hal yang telah ia pelajari atau pernah
lakukan. Rangkaian ketrampilan-ketrampilan inilah yang dirujuk McLelland dengan
istilah KOMPETENSI.
Namun,
hingga saat ini, penggunaan istilah kompetensi sangat bergantung dengan penggunaan serta definisi
yang dianut institusi sehingga terkadang menimbulkan kerancuan.
Berdasarkan
riset yang dilakukan oleh GML Personal Consulting, untuk mengakomodasi berbagai
konsep kompetensi yang ada, GML membangun suatu konsep kompetensi yang terbagi
menjadi empat elemen dasar, yaitu :
(1)
Elemen pengetahuan (konseptual-personal)
(2)
Elemen Ketrampilan (okupasional-operasional)
(3)
Elemen Interpersonal (personal-okupasional)
(4)
Elemen Intrapersonal (personal-konseptual).
Elemen
pengetahuan dan Ketrampilan dikenal sebagai hard
skills, sedangkan elemen
interpersonal-intrapersonal dikenal sebagai softskills.
Pengetahuan
dan ketrampilan cukup sederhana karena dapat dipetakan menggunakan assessment dan dikembangkan lewat
pelatihan yang sesuai.
Elemen
interpersonal merupakan perilaku-perilaku yang muncul saat berinteraksi dengan
orang lain. Secara umum elemen ini melingkupi proses komunikasi dan membangun
relasi. Ciri khas dari elemen ini adalah ketarkaitannya dengan relasi antarmanusia,
baik dalam proses kerja, pemecahan konflik, hingga aktivitas yang paling
sederhana seperti e-mail dan memo.
Beberapa contoh elemen interpersonal antara lain adalah : writing communication, resolusi konflik, managemen keberagaman,
koordinasi, dan lain sebagainya.
Elemen interpersonal
sangat penting karena akan menentukan bagaimana individu bekerja, berelasi serta
bertukar informasi dalam melakukan pekerjaannya. Kurangnya penguasaan elemen ini, bisa berakibat
pada rusaknya atau tidak terjalinnya relasi yang baik antar rekan kerja maupun
proses komunikasi yang buruk yang akan berdampak pada kinerja individu, yang
tentu saja akan berdampak negatif pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Inilah penjelasan logis, kenapa seorang staf, meski hanya karena satu orang, yang melayani dengan ketus dan judes, ,
kinerja institusi bisa kebagian dampak negatifnya.
Elemen
intrapersonal lebih mengarah kepada bagaimana seorang individu meregulasi serta
memotivasi diri. Regulasi diri mencakup bagaimana seseorang mengatur alokasi energy,
waktu, biaya, dan pemikiran sert pola pikir seseorang dalam menghadapi suatu
permasalahan. Beberapa contoh bentuk regulasi diri adalah adaptability, Integritas, control diri, dan lain sebagainya.
Motivasi diri meliputi cara-cara yang diadopsi individu untuk bertahan dalam
proses mengatasi masalah, misalnya dalam bentuk pengawasan diri, komitmen pada
tugas, dan orientasi yang kuat pada proses memperoleh hasil. Elemen ini akan
muncul pada saat seseorang mengalami perubahan, tekanan, yang sebagaian besar
disebabkan oleh hal-hal yang tidak dapat dikendalikan oleh individu. Misalnya
perubahan kondisi kerja, krisis moneter, penugasan atasan, bencana alama, dan
sebagainya.
Baik elemen
interpersonal maupun intrapersonal seringkali merupakan sistem pilot otomatis.
Artinya, elemen-elemen ini muncul sebagai kebiasaan dan seringkli dianggap
perilaku normal oleh individu. “mengubah” elemen ini harus diawali dengan
meningkatkan kesadaran individu akan level elemen intrapersonal dan interpersonal
yang mereka miliki, dan bagaimana hal
tersebut menghambat maupun menunjang kinerja mereka. Kemampuan individu untuk
mengidentifikasi hal ini akan membantunya untuk menentukan tahap pelatihan dan
pengembangan yang harus ia lakukan, atau –jika memungkinkan- mengubah sistem dan
situasi kerja agar lebih kondusif dengan karakteristik elemen intrapersonal dan
interpersonal yang ia miliki.
Jika institusi
ingin meningkatkan kinerjanya melalui peningkatan KOMPETENSI karyawan,
DIPERLUKAN PEMAHAMAN DAN PENGEMBANGAN YANG KOMPREHENSIF terhadap keempat elemen
tersebut.
-Suluh Performace Execution-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar