Sabtu, 20 April 2013

EMPAT ELEMEN KOMPETENSI SDM UNTUK MENINGKATKAN KINERJA INSTITUSI



KESADARAN para pengelola institusi, baik profit maupun non-profit,  untuk meningkatkan kinerjanya melalui peningkatan KOMPETENSI SDM-nya semakin tahun semakin meningkat.

Peran kompetensi dalam mendukung strategi institusi sudah menjadi topik hangat sejak peluncuran artikel David McLelland pada 1973, bertajuk “Testing For Competence Rather Than For Intelligence”. Dalam artikel tersebu, McLelland mengkritik penggunaan test intelegensi dalam seleksi serta referensi untuk memprediksi kinerja. McLelland mengajukan bahwa alih-alih mengukur potensi dan inetelengsi yang sangat bias budaya, lebih baik mengukur ketrampilan individu dalam melakukan sebuah tugas, serta hal-hal yang telah ia pelajari atau pernah lakukan. Rangkaian ketrampilan-ketrampilan inilah yang dirujuk McLelland dengan istilah KOMPETENSI.

Namun, hingga saat ini, penggunaan istilah kompetensi sangat  bergantung dengan penggunaan serta definisi yang dianut institusi sehingga terkadang menimbulkan kerancuan.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh GML Personal Consulting, untuk mengakomodasi berbagai konsep kompetensi yang ada, GML membangun suatu konsep kompetensi yang terbagi menjadi empat elemen dasar, yaitu :
(1)    Elemen pengetahuan (­konseptual-personal)
(2)    Elemen Ketrampilan (okupasional-operasional)
(3)    Elemen Interpersonal (personal-okupasional)
(4)    Elemen Intrapersonal (personal-konseptual).
Elemen pengetahuan dan Ketrampilan dikenal sebagai hard skills,  sedangkan elemen interpersonal-intrapersonal dikenal sebagai softskills.

Pengetahuan dan ketrampilan cukup sederhana karena dapat dipetakan menggunakan assessment dan dikembangkan lewat pelatihan yang sesuai.

Elemen interpersonal merupakan perilaku-perilaku yang muncul saat berinteraksi dengan orang lain. Secara umum elemen ini melingkupi proses komunikasi dan membangun relasi. Ciri khas dari elemen ini adalah ketarkaitannya dengan relasi antarmanusia, baik dalam proses kerja, pemecahan konflik, hingga aktivitas yang paling sederhana seperti e-mail dan memo.  Beberapa contoh elemen interpersonal  antara lain adalah : writing communication, resolusi konflik, managemen keberagaman, koordinasi, dan lain sebagainya.

Elemen interpersonal sangat penting karena akan menentukan bagaimana individu bekerja, berelasi serta bertukar informasi dalam melakukan pekerjaannya.  Kurangnya penguasaan elemen ini, bisa berakibat pada rusaknya atau tidak terjalinnya relasi yang baik antar rekan kerja maupun proses komunikasi yang buruk yang akan berdampak pada kinerja individu, yang tentu saja akan berdampak negatif pada kinerja perusahaan secara keseluruhan. Inilah penjelasan logis, kenapa seorang staf, meski hanya karena satu orang,  yang melayani dengan ketus dan judes, , kinerja institusi bisa kebagian dampak negatifnya.

Elemen intrapersonal lebih mengarah kepada bagaimana seorang individu meregulasi serta memotivasi diri. Regulasi diri mencakup bagaimana seseorang mengatur alokasi energy, waktu, biaya, dan pemikiran sert pola pikir seseorang dalam menghadapi suatu permasalahan. Beberapa contoh bentuk regulasi diri adalah adaptability, Integritas, control diri, dan lain sebagainya. Motivasi diri meliputi cara-cara yang diadopsi individu untuk bertahan dalam proses mengatasi masalah, misalnya dalam bentuk pengawasan diri, komitmen pada tugas, dan orientasi yang kuat pada proses memperoleh hasil. Elemen ini akan muncul pada saat seseorang mengalami perubahan, tekanan, yang sebagaian besar disebabkan oleh hal-hal yang tidak dapat dikendalikan oleh individu. Misalnya perubahan kondisi kerja, krisis moneter, penugasan atasan, bencana alama, dan sebagainya.

Baik elemen interpersonal maupun intrapersonal seringkali merupakan sistem pilot otomatis. Artinya, elemen-elemen ini muncul sebagai kebiasaan dan seringkli dianggap perilaku normal oleh individu. “mengubah” elemen ini harus diawali dengan meningkatkan kesadaran individu akan level elemen intrapersonal dan interpersonal  yang mereka miliki, dan bagaimana hal tersebut menghambat maupun menunjang kinerja mereka. Kemampuan individu untuk mengidentifikasi hal ini akan membantunya untuk menentukan tahap pelatihan dan pengembangan yang harus ia lakukan, atau –jika memungkinkan- mengubah sistem dan situasi kerja agar lebih kondusif dengan karakteristik elemen intrapersonal dan interpersonal yang ia miliki.

Jika institusi ingin meningkatkan kinerjanya melalui peningkatan KOMPETENSI karyawan, DIPERLUKAN PEMAHAMAN DAN PENGEMBANGAN YANG KOMPREHENSIF terhadap keempat elemen tersebut.

-Suluh Performace Execution-

Farmasi Sebagai Profesi

" Pharmacy : The art or profession of preparing and preserving drugs, and of compounding and dispensing medication according to the...