Sabtu, 16 November 2013

ketika segala sesuatu terasa lebih sulit.... #The Show Must Go On...

Kadang kehidupan itu tak selalu berpihak pada keiinginan kita. Kenyataan dan harapan sering terjadi ketimpangan. Apa yang kita inginkan, kenyataannya sering tidak sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi. Alhasil, sesuatunya terasa lebih sulit untuk menjalani tugas-tugas sehari-hari, bahkan hal-hal yang kecil sekalipun jadi terasa lebih berat.

Mendengar seorang presenter TVRI berujar, "Berpikirlah positif, sering masalah itu timbul hanya karena tinjauan pikiran saja. Kenyataan yang sama, bisa menjadi masalah pelik, bisa juga menjadi suatu tantangan yang asyik untuk dihadapi, itulah kehidupan! Bukan keadaan tetapi bagaimana cara kita berpikir". 

Memang terasa mudah men"saintifikasi" fenomena keadaan menjadi sebuah catatan. Tetapi bagi siapapun yang menjalani kenyataannya, tetap saja semua itu terasa sulit. Well...mari kita ubah sedikit istilahnya saja dulu. Bukan "sulit" tetapi "tidak mudah".

Kalau tidak percaya. Manga silakan kamu sekarang rasakan jadi warga Tacloban Filipina yang baru saja terkena Topan Dahsyat Haiyan. "Mau bilang badai pasti berlalu??". Lihatlah mereka yang benar-benar tinggal di rumah yang porak poranda itu. Memang untuk sesaat bisa saja, menata pikiran positif untuk menenangkan diri. "Tenang, badai pasti berlalu kok". Tetapi detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, minggu berganti minggu, dan seterusnya, yang terlihat langsung adalah kenyataan hancurnya lingkungan sekitar, rumah-rumah yang berantakan, barang-barang yang entah berpindah ke mana, mayat-mayat berserakan....tetap saja toch akan meruntuhkan sekedar pikiran positif itu, menjadi pikiran yang muram dan tidak menentu. Pikiran itu sangat tergantung pada apa yang terlihat bukan?. 

Jadi lebih arif sajalah menilai "bencana" yang sedang terjadi itu. Mari rasakan dulu, mari berempati dulu untuk sama-sama memposisikan diri pada "keadaan sebenarnya" lalu lihat apa yang dirasakan....sekali lagi pikiran saja tidaklah cukup untuk menjalani kehidupan, perlu sinergisasi antara pikiran, perasaan, emosi, motivasi,  dan dukungan lingkungan sekitar. 

Menata diri. Perlu terus dilakukan. Manusia memiliki kemampuan untuk bertahan dan meneruskan kehidupan. Karena manusia diberi berbagai potensi, maka ia diciptakan untuk memiliki kemampuan. Ujian yang terjadi adalah untuk meningkatkan kualitasnya. Karena ilmu yang diterapkan dengan baik sajalah yang kemudian akan merekonstruksi pikiran, penglihatan, pendengaran dan hati menjadi energi sinergis yang dahsyat untuk menegakkan semangat tetap berdiri, bangkit berlari meneruskan estafeta kehidupan.

Ya, sesuatu yang benar-benar tidak pernah dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, emosi, simpati atau empati sekalipun adalah "Kehidupan" itu sendiri. Kehidupan itu akan terus berjalan. Seperti waktu, yang tidak pernah akan berhenti. Meski seluruh makhluk seisi bumi memaki waktu, "hey waktu, berhenti kamu!!!!!", maka, 'waktu' itu tetap saja tidak akan berhenti. Manusia itu berbeda. Selain 'seoonggok jasmani, dalam diri manusia itu ada banyak hal-hal kompleks lainnya yang saling mempengaruhi. Jadi, tidaklah mudah mensinergiskan 'hal-hal kompleks" ini, selain dengan benar-benar menyadari dan meyakini akan kekuatan dan kebesaran Sang Maha Pencipta yang sekaligus juga Sang Maha Pemelihara. Berangkat dari keyaninan inilah kemudian munculnya 'spirit' yang memacu energi diri. Menata pikiran supaya lebih bergerak maju ke arah yang positif. Mengatur detak jantung untuk tetap stabil dengan mengambil nafas dalam sehingga lebih bisa menguasai diri. Terus menerus, tanpa henti, barulah kemudian manusia itu berangsur-angsur seperti aliran darah yang bisa kembali mensinergiskan diri untuk menselaraskannya kembali dengan berjalannya kehidupan yang tidak mengenal kompromi.

The show must go on...sesulit apapun yang dirasakan manusia. Kehidupan itu tetap saja berjalan menuju destinasi yang telah pasti ditentukan oleh Sang Maha Pengatur. Kita tak bisa menyalahkan keadaan, meski seringkali tak berpihak pada kita, sebagai alasan untuk meratapi diri. Sebaliknya, kita juga tak bisa meninggalkan kehidupan ini secara tidak bertanggung jawab dengan menghindar dan pergi. Karena, di kehidupan inilah semua "skenario" itu terjadi...manusia hanyalah menjalani peran, dan peran yang dijalani dengan sepenuh hati sajalah yang akan selaras dengan skenario kehidupan...makin kita menentang skenario sang "sutradara" kehidupan, makin mencaci maki ketidakadilan dan makin meratapi diri, maka justru keadaan sulit itu akan makin menjadi-jadi....sekali lagi, justru skenario kehidupan itu sendirilah yang kemudian akan meninggalkan kita....

Jadi, bangkit dan berdirilah dengan tegak, menatap penuh harap dan yakin lebih pasti menjalani kehidupan. Semakin kita menunjukkan keberpihakan dan pengakuan akan kekuatan sang Pencipta pada karunia yang dititipkannya pada kita, yaitu berupa potensi diri yang dimiliki, maka di sinilah kita sebagai manusia yang memiliki status mulia untuk mengambil peran secara lebih proaktif. Yakinlah, hanya dengan ikhtiar kita sajalah nasib kita itu akan berubah...dan biarlah kesedihan serta kesulitan itu menghimpit kita, karena dengan kesedihan dan kesulitan itulah pribadi yang tangguh itu dibentuk,  yakinlah bahwa kemampuan untuk tetap bertahan dan menjadi lebih baik lagi akan selalu mendapat bimbingan Sang Pemangku Kehidupan.

The Show must go on kawan....
Selamat berjuang.

Kisah Katak Kecil

Suatu hari ada segerombolan katak-katak kecil bermain di taman. Malangnya ada beberapa katak yang jatuh ke dalam lubang yang cukup dalam. Katak yang lain terkejut dan mengelilingi lubang di mana katak-katak itu jatuh.
Ketika mereka melihat lubang itu, mereka berkata pada katak-katak yang jatuh bahwa mereka tidak mungkin bisa menaklukkan lubang itu. Katak-katak  itu tidak menghiraukan komentar-komentar yang  mereka dengar, mereka mencoba melompat keluar dari lubang itu.
Sedapat mungkin mereka melompat untuk keluar, sekali lagi kerumunan katak berteriak agar berhenti berusaha karena percuma tidak akan mungkin bisa keluar dari lubang itu.
Akhirnya katak-katak yang ada di lubang itu menuruti teriakan katak-katak yang lain yang menyuruhnya berhenti melompat. Satu persatu katak-katak yang jatuh di lubang itu pun meninggal.
Lain halnya dengan salah satu katak, melihat temannya satu persatu meninggal, dia lebih bersemangat melanjutkan usaha untuk melompat sedapat mungkin. Sekali lagi kerumunan katak berteriak agar berhenti berusaha dan mati saja mungkin itu jalan terbaik untuknya.

  1. Katak itu berusaha melompat lebih kencang dan akhirnya berhasil. Akhirnya dengan sebuah lompatan yang kencang, dia berhasil sampai ke atas.
  2. Katak lainnya takjub dengan semangat katak yang satu ini, dan bertanya, “Apa kamu tidak mendengar teriakan kami?” Lalu katak itu dengan membaca gerakan bibir katak yang lain menjelaskan bahwa sebenarnya dia tuli.
  3. Mereka kaget, “Ternyata katak yang berhasil keluar dari lubang itu tuli!” Mereka sadar bahwa saat di bawah tadi mereka dianggap telah memberikan semangat kepada katak tersebut.
  4. Hikmah dari cerita di atas: Setiap kali merasa terjatuh pada lubang "kesulitan":....ingatlah....
  5. Jangan pernah mendengar orang lain yang mempunyai kecenderungan negatif ataupun pesimis, karena mereka mengambil sebagian besar mimpimu dan menjauhkannya darimu.
  6. Berlakulah tuli jika orang lain berkata kepadamu, bahwa kamu tidak bisa menggapai cita-citamu!

Teman yang baik adalah teman yang bisa saling mendukung satu sama lain.
Untuk sukses kadang suatu kali, kita perlu meniru "kisah katak tuli" ini sebagai inspirasi. Bukan berarti mengecilkan pengaruh masukan kiri-kanan yang akan selalu ada. Tetapi lebih menebalkan keyakinan diri bahwa kemampuan itu selalu ada bagi orang yang selalu memiliki keyakinan.


Kamis, 03 Oktober 2013

Menulis Teknologi, Menulis Peradaban


Teknologi ada di sekitar kita. Teknologi adalah kehidupan.Gambar 1. Teknologi Bayi Tabung (courtesy Reuter)
Gambar 2. Seorang perawat memeriksa sejumlah bayi yang baru dilahirkan pada tanggal 12 Desember 2012 di ruang perawatan bayi Rumah Sakit Ibu dan Anak Rosiva Medan, Sumut, Rabu (12/12). (Republika/Septianda Perdana)
Penggunaan teknologi memang seiring sejalan dengan berkembangnya peradaban. Seperti tumbuh kembang seorang bayi, peradaban manusia selalu diwarnai dengan terus berkembangnya teknologi. Pasutri yang tak kunjung dikaruniai kelahiran sang bayi, teknologi bayi tabung telah sangat familiar menjadi solusi alternatif di tengah masyarakat.

Bahkan sebelum bayi itu lahir, teknologi sudah lekat dengan kehidupan manusia. Sejak dari penentuan kelamin dan prediksi waktu kehamilan, pasutri telah mempercayakanya kepada dokter ahli kandungan dengan teknologi Ultra Sonografi (USG), dari awalnya proses kelahiran dilakukan secara konvensional melalui bantuan dukun beranak, beralih pada profesi bidan, hingga dokter ahli kandungan, kini telah mengubah proses bantuan melahirkan dari keadan normal hingga bantuan kelahiran sesar, uniknya di tangan dokter ahli kandungan, seorang ibu hamil dapat kapan saja menentukan waktu kelahiran jika masa kehamilannya telah cukup matang , sehingga banyak bayi-bayi yang lahir pada tanggal-tanggal unik, sebut saja bayi diva Indonesia Krisdayanti (KD) yang berhasil mewujudkan keinginan uniknya untuk melahirkan jabang bayi keduanya pada tanggal cantik, yaitu 12-12-2012. Di RS Mitra Kemayoran, Jakarta.

Alvin Tofler, seorang futuris, telah memprediksi fase perkembangan peradaban manusia menjadi 5 tahap, yaitu pertanian, revolusi Industri, teknologi, informasi, bioteknologi, hingga teknologi tingkat tinggi seperti nanoteknologi. Dan kini kita dapat melihat bersama bagaimana perkembangan itu dapat terlihat nyata.
Bila kita mencermati sejarah perkembangan teknologi, ternyata memanglah tidak mudah memisahkan kehidupan manusia dari perkembangan teknologi itu sendiri. Bidang bioteknologi yaitu teknologi pada kehidupan organisme merupakan contoh perkembangan teknologi yang lekat dengan kehidupan manusia.

Pada tahun 8000 SM pengumpulan benih untuk ditanam kembali menjadi bukti bahwa bangsa BabiloniaMesir, dan Romawi melakukan praktik pengembangbiakan selektif (seleksi artifisal) untuk meningkatkan kualitas ternak. Sejak tahun 6000SM telah dimulai pembuatan birfermentasi anggur, membuat roti dengan bantuan ragi, tahun 4000SM, Bangsa Tionghoa membuat yoghurt dan keju dengan bakteria asam laktat, tahun 1500 pengumpulan tumbuhan di seluruh dunia dimulai. Tahun 1665 Penemuan sel oleh Robert Hooke (Inggris) melalui mikroskop. Tahun 1800 Nikolai I. Vavilov menciptakan penelitian komprehensif tentang pengembangbiakan hewan. Tahun 1880 Mikroorganisme ditemukan oleh Antonio van Leuwenhoek. Tahun 1856 Gregor Mendel mengawali genetika tumbuhan rekombinan.

Tahun 1865 Gregor Mendel menemukan hukum hukum dalam penyampaian sifat induk ke turunannya. Tahun 1919 Karl Ereky, insinyur Hongaria, pertama menggunakan kata bioteknologi. Tahun 1970 Peneliti di AS berhasil menemukan enzim pembatas yang digunakan untuk memotong gen gen . Tahun 1975 Metode produksi antibodi monoklonal dikembangkan oleh Kohler dan Milstein . Tahun 1978 Para peneliti di AS berhasil membuat insulin dengan menggunakan bakteri yang terdapat pada usus besar yaitu Escheria coli.Tahun 1980 Bioteknologi modern dicirikan oleh teknologi DNA rekombinan. Dengan mikroba model prokariot-nya, E. coli, digunakan untuk memproduksi insulin dan obat lain untuk keperluan penyembuhan manusia. Sekitar 5% pengidap diabetes alergi terhadap insulin hewan yang sebelumnya tersedia. Tahun 1992 FDA menyetujui makanan genetically modified (transgenic) pertama dari Calgene yaitu tomat "flavor saver"

Tahun 2000 perampungan Human Genome Project telah terlaksana. Kini kita dapat menikmati berbagai produk bioteknologi seperti yogurt, tape, tempe, keju, mentega, kecap, insulin sebagai obat antidiabetes, teknik memperbanyak tanaman secara singkat dan masal dengan teknik kultur jaringan, hingga teknik transplantasi inti (cloning) sehingga dihasilkan organisme kompleks hasil rekayasa sel somatik makhluk hidup multiseluler untuk membuat satu atau lebih individu dengan materi genetik yang sama atau identik. Selain itu telah dihasilkan pula Antibodi monoklonal yaitu antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal yang berfungsi untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urine wanita hamil, mengikat racun dan menonaktifkannya serta mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain.

Di dunia pertanian dan perkebunan hasil rekayasa genetik pada tanaman pangan telah kita kenal sebagai tumbuhan transgenik seperti jagung tahan hama, kapas putih alami yang bebas pencemaran warna dari gangguan hama, tanaman hidroponik, antara lain metode kultur air (menggunakan media air), metode kultur pasir (menggunakan media pasir), dan metode porus (menggunakan media kerikil, pecahan batu bata, dan lain-lain). Metode yang tergolong berhasil dan mudah diterapkan adalah metode pasir demikian juga metode Aeroponik yaitu tipe hidroponik (memberdayakan air), karena air yang berisi larutan unsur hara disemburkan dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman.

Bukankah ini telah menandakan bahwa berbagai aspek kehidupan manusia telah tersentuh kecanggihan teknologi. Lalu pertanyaan sederhana muncul, sebenarnya manakah yang menguasai, manusia yang menguasai teknologi ataukah teknologi yang menguasai manusia?

Bila mencermati pengertian teknologi , maka akan muncul sebuah pemahaman bahwa semestinya manusialah pengendali teknologi. "The systematic application of scientific or other organized knowledge to practical tasks". Begitulah Galbrigt menyatakan hakekat teknologi. Jadi, apapun yang berupa aplikasi sistematis dari pemanfaatan sains atau pengetahuan yang terorganisir lainnya untuk keperluan penyelesaian tugas-tugas praktis merupakan ruang lingkup pengertian teknologi. Ahli sains akan merumuskan teori-teori dan ahli teknologi akan melahirkan prosedur-prosedur sehingga tugas-tugas dan persoalan-persoalan dapat selesaikan dengan praktis.

Teknologi, berdasarkan wujudnya ada yang nyata ada juga yang tersembunyi. Dalam bidang teknologi informasi misalnya, fungsi sensor pada remote tv atau bluetooth tidak selalu dapat terlihat, tetapi seringkali aspek teknologi bersifat nyata yang ditandai dengan adanya bukti produk tertentu yang dihasilkan. Dalam teknologi ada 3 proses yang selalu harus dilakukan yaitu a) Analisis tugas perincian komponen tugas; b) Penerapan prinsip-prinsip ilmiah pada masing-masing komponen tugas; dan c) Integrasi semua komponen hasil akhir yang lengkap.

Hal ini menunjukkan bahwa bukan berarti teknologi itu tidak mengandung konsekuensi. Setidaknya terdapat 4 konsekuensi dalam teknologi yaitu a) Perlu adanya perumusan tugas yang jelas pada setiap komponen, b) Perlu adanya penjabaran/perincian tugas yang dapat didokumentasikan, c) Perlu pembagian tugas/tanggung jawab untuk setiap jaringan tertentu (terspesialisasi) dan d) Perlu organisasi serta koordinasi pada setiap bagian Karena itu, dalam teknologi perlu perencanaan yang seksama. Bukankah setiap komponen teknologi yang telah aus karena terus menerus dipakai memiliki batas masa kerja sehingga perlu diperkirakan kapan spare part ini perlu diganti suatu waktu?

Belum lagi, jika masyarakat belum tersentuh dengan ipteks atau sederhananya tidak terbiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmiah, maka perdabannya akan jauh tertinggal dengan kalangan masyarakat terdidik yang dekat dengan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi juga seni.

Menulis, adalah sebuah upaya menorehkan ide, gagasan, pemikiran, pandangan serta pendirian seseorang. Menulis dengan karya tertentu artinya menorehkan kemanfaatan tertentu dari aplikasi sains atau pengetahuan terorganisir melalui terciptanya suatu karya. Dan Karya apapun dalam mentransformasi, memudahkan dan menyelesaikan tugas-tugas manusia sehari-sehari dikenal sebagai produk teknologi. Maka, lahirnya karya tertentu akan mewarnai peradaban dan perkembangan kehidupan manusia. Sehingga menulis dengan menghasilkan karya teknologi akan berdampak pada bertambahnya sejarah peradaban manusia.

Menorehkan sejarah baru peradaban manusia selalu dapat ditandai dengan torehan karya teknologi. Jadi menulislah dengan teknologi untuk mengukir sejarah peradaban manusia yang lebih maju.
Sebagai contoh, Dr. Joe Hin Tjio, seorang ahli Cytogenetics asal Indonesia menemukan fakta bahwa kromosom manusia berjumlah 23 buah. Melalui penelitian di laboratorium Institute of Genetics of Sweden’s University of Lund, temuannya berhasil mematahkan keyakinan para ahli genetika bahwa jumlah kromosom adalah 24 buah. Ia berhasil menghitung jumlah kromosom dengan tepat setelah menyempurnakan teknik pemisahan kromosom manusia pada preparat gelas yang dikembangkan Dr. T.C. Hsu di Texas University, AS.

Di bawah bimbingan Profesor Toyohide Takeuchi di Universitas Gipu, Jepang, pada tahun 1998, Prof. Dr. Rahmiana Zein, yang saat itu sedang melakukan penelitian untuk disertasi doktor bidang kimia menemukan teknik kromatografi tercepat di dunia. Jika sebelum ini peneliti membutuhkan waktu antara 1.000 dan 100 menit untuk membedah senyawa kimia, teknik yang digunakan Rahmiana Zein mampu mendiagnosis senyawa kimia dalam waktu kurang dari 10 menit.

Ketika sedang melakukan uji coba menggunakan cairan pelumas berbahan kulit ketela pohon di Queen Marry College-London University, Inggris, Randall Hartolaksono menemukan teknologi untuk memadamkan api secara efektif dan ramah lingkungan. Ketika itu, cairan buatannya tidak sengaja tumpah dan memadamkan api yang sedang menyala. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata diketahui bahwa cairan tersebut jika terkena panas akan mengeluarkan uap yang dapat menyerang api. Kini temuannya digunakan di berbagai perusahaan pertambangan di penjuru dunia sebagai solusi untuk mengatasi kebakaran.

CN 235 Adalah pesawat dengan mesin turbo propeller hasil kerjasama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) dengan CASA asal Spanyol. Pesawat ini mampu mengangkut 2 pilot hingga 45 orang penumpang dengan kecepatan maksimal 509 km per jam dan jarak tempuh 796 km. Pesawat ini kemudian digunakan oleh berbagai maskapai penerbangan sipil dan militer di sejumlah negara di dunia.

Teknologi Cakar Ayam. Teknologi ini ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo ketika ia sebagai pejabat PLN diminta mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol, Jakarta. Pondasi yang dibuatnya ternyata mampu mengurangi hingga 75% tekanan pada permukaan tanah di bawahnya dibandingkan dengan pondasi biasa. Pondasi cakar ayam ini kemudian digunakan di Bandara Juanda, Surabaya yang memungkinkan landasan menahan beban hingga 2.000 ton atau seberat pesawat super jumbo jet. Selain di Indonesia teknologi yang sudah dipatenkan ini juga digunakan di 9 negara lain, seperti Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Belgia, Kanada, AS, Belanda.

Indahnya Ujian

Pahala adalah HADIAH yg diberikan Allah SWT kepada manusia apabila ia lulus dari ujian yang dihadapinya. Ujian-ujian ini pd dasarnya terletak pd 2 jalur, yaitu jalur Hablum minallah,  dan jalur Hablum minannas. 
Pada kedua jalur ini, Allah SWT dan Rasul-Nya telah menentukan “aturan main” bagaimana manusia harus bersikap. Misalnya saja, dalam jalur Hablum minallah manusia diwajibkan bersyahadat, kemudian shalat, zakat, puasa dan haji, dan dalam jalur Hablum minannasmanusia diwajibkan untuk berbuat baik terhadap sesamanya. Semua “aturan main” ini tertuang lengkap dalam al-Quran dan Hadist Rasulullah Saw. Inilah pilihan jalan orang-orang Beriman yang akan mengikuti Ujian Allah SWT.
Barangsiapa yang dpt tetap patuh melaksanakan “aturan main” in, dengan niat semata-mata karena Allah SWT, maka ia disebut sebagai orang yang berTAQWA. Dan dia akan memperoleh PAHALA, yang kelak akan dirasakan kenikmatannya di akhirat nanti. Jadi dengan perkataan lain, lading tempat mencari PAHALA itu terletak pada jalur habluminallah dan Hablum minannas, karena pd 2 jalur inilah Allah menguji ketaatan manusia mematuhi aturan-aturan yang ditentukan-Nya dalam Al-Quran dan Hadits.
barat panitia ujian menetapkan bahwa tiap peserta diberi pensil, serutan, dan penghapus, Allah SWT melengkapi manusia dengan mata, telinga, dan hati bukan tanpa tujuan. “perlengkapan” ini merupakan sarana bagi Allah SWT untuk menguji manusia juga, apakah dalam setiap situasi dan kondisi  -baik atau pun buruk- ia mampu tetap taat mengikuti “aturan main” yang sudah ditetapkan-Nya atau tidak.
Mari kita simak surat Al-Insaan, 76: ayat 2 – 3 berikut :
sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia MENDENGAR DAN MELIHAT. Sesungguhnya Kami telah menunjukkinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir”.
Supir ugal-ugalan di jalan raya, atasan/bawahan yang menjengkelkan, kolega yang picik, ataupun teman yang menyebalkan. Ini semua terjadi karena Allah SWT melengkapi kita dengan mata, telinga dan hati. Oleh karena itu, orang-orang negative ini harus dipandang sebagai ujian Allah SWT pada jalur Hablum minannas. Apabila orang-orang ini dapat kita hadapi sesuai dengan tuntunan yang diberikan-Nya melalui Rasul-Nya, maka berarti kita lulus. Sebaliknya bila mereka kita hadapi dengan emosi atau nafsu, maka berarti kita gagal. Disinilah INDAHNYA UJIAN. Hendaklah kita senantiasa mengingat pengalaman para bijak, Kepuasan sejati bukanlah menuruti hawa nafsu, tetapi kepuasan sejati adalah keberhasilan menahan diri untuk tidak mengikuti hawa nafsu.
Dengan demikian dapatlah dimengerti, bahwa semua masalah baik itu masalah hubungan dengan Allah (Habluminallah) seperti enggan memahami arti syahadat, atau malas mendirikan shalat, ataupun masalah hubungan dengan manusia (Hablum minannas) misalnya menghadapi orang-orang yang menyebalkan, pada hakekatnya adalah hendak menguji, mampu atu tidaknya kita bersikap sesuai dengan kehendak Allah SWT dan ketentuan rasulullah saw. Bila kita dpt bertindak sesuai dgn ketentuan yang ditetapkan dalam Al-Quran dan al-Hadits dengan niat lillahi ta’ala, maka berarti kita lulus. Sebaliknya bila masalah itu kita hadapi dengan nafsu, berarti kita gagal. 
Begitulah medan perjalanan yang harus ditempuh manusia dalam menuju syurganya Allah SWT.Dalam perjalanan itu pasti akan ditemui halangan dan rintangan yang kesemuanya itu merupakan ujian apakah kita mampu mengatasinya atau tidak. Tidak ada seorangpun manusia yang dibiarkan melalui jalannya ini tanpa rintangan. Bahkan para kekasih-kekasih-Nya sendiri, yaitu Nabi-Nabi, melewati jalan yang jauh lebih sulit. Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih putranya sendiri; sementara Nabi Ayyub dimusnahkan seluruh harta kekayaannta dan keturunannya, serta terserang penyakit menular yang sangat menjijikan. Sedangkan Nabi Muhamad saw diempari kotoran unta dan batu serta dioikot perekonomiannya sehingga beliau dan kelaurganya serta para pengikutnya mengalami kelaparan yang amat sangat  akibat kekurangan bahan makanan. Namun perlu kita ingat, bila ujian-ujian yang ditemui dalam menempuh perjalanan ini berhasil diatasi, maka hal itu akan diperhitungkan oleh Allah SWT sebagai AMAL SHALEH….yang kelak akan diganjar dengan PAHALA.dan rupanya inilah KUNCI JAWABAN menjalani Ujian Allah.Semakin banyak AMAL SHALEH yang kita lakukan, maka akan semakin besar pula peluang kita untuk masuk ke dalam syurga.
 Lihatlah penegasan Allah SWT dalam Al-Quran Surat An_Nisa, 4: 124.
Barangsiapa yang mengerjakan AMAL SHALEH baik laki-laki maupun perempuan sedangkan ia BERIMAN, maka mereka itu masuk ke dalam SURGA dan mereka itu tidak dianiaya walau sedikitpun.”
Dgn memahami hal ini, maka kita akan dpt mencegah diri agar tidak tertipu dan terlena mengikuti emosi atau pikiran negative, sehingga tidak akan menyimpang dari “aturan main” yang ditetapkan-Nya, dan insya Allah , kita tidak akan mengalami stress atau pun menjadi pendemdam.
Sebagaimana teah diketahui, kekuatan manusia yang paling dahsyat dalam mengatasi ujian-ujian Allah SWT adalah hati (kalbu). Oleh karena itu kita harus pandai-pandai merawat hati agar ia tidak menjadi rusak (QS, As-Syam, 91:9-10). Adapun salah satu kiat untuk menjaga hati, adalah dengan mengedalikan mata. Bila direnungkan, mata pada hakekatnya adalah hanya alat (scanner) yang memasukkan informasi ke dalam hati. Informasi yg masuk ke dalam hati ini akan menimbulkan kesan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, ada seorang penderita penyakit kusta. Bila yang difokuskan oleh mata adalah penyakitnya, maka niscaya hati akan memunculkan kesan jijik. Tetapi bila yang difokuskan oleh mata segi manusiawinya, maka yang akan timbul adalah rasa iba. 
Dikisahkan bahwa Nabi Isa a.s ketika berjalan dengan para muridnya pernah menemukan bangkai seekor anjing. Para muridnya serentak menutup hidung sambil menunjukkan rasa jijiknya. Namun Nabi Isa as, tersenyum seolah-olah ia tidak melihat ada bangkai   dihadapannya, Beliau berkata “Coba lihat giginya, betapa putihnya”. Inti pelajaran dari kisah ini, adalah bila mata dapat dikendalikan hanya untuk melihat kejadian dari sudut pandang positif saja, (sudut pandang Allah SWT) maka niscaya hati tidak akan memunculkan kesan negative”.
Jelaslah bahwa sudut pandang yang kita ambil akan menentukan sikap hati. Ibarat kata pepatah” Orang yang megusung mayat tertawa bila bertemu dengan orang yang mengarak pengantin”. Sementara orang yang mengarak pengantin bersedih bila bertemu dengan orang yang mengusung jenazah”.
Kita dapat menggunakan “ilmu” Nabi Isa tersebut untuk meredam rasa iri hati yang kadang-kadang muncul secara spontan ketika mendengar ada teman kita yang lebih sukses atau lebih kaya dari kita. Caranya yaitu dengan tidak memandang pada pangkat atau harta yang dimilikinya, tetapi dengan mengingat kenyataan bahwa soal rezeki memang dibuat Allah SWT berbeda-beda. Hal ini dilakukan-Nya semata-mata untuk menguji manusia. Ingatlah pesan dari Abdullah bin Mas’Ud r.a. “ Relakanlah hatimu dengan sesuatu yang Allah berikan kepadamu, niscaya engkau menjadi orang yang paling kaya”.
Dalam ayat lain, AL-Quran dengan sangat jelas mearang kita melirik kesuksesan duniawi yang dipeoleh orang lain. Kagumilah seseorang bukan lantara harta atau pangkat yang dimilikinya tetapi karena kesucian hati (ketaqwaaanya) yang berhadil dibangunnya.
Bila Kebetulan kita termasuk orang yag dikarunia banyak harta, maka hendaklah disadari, bahwa harta itu letaknya harus selalu di tangan, jangan biarkan ia menguasai hati.
Ingatlah bahwa harta cenderung mengajak pemiliknya untuk membangkakng menaati perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Nabi muhamad saw pun tampaknya sangat enyadari betapa beratnya beban bila dititipi harta yang melimpah. Sikap ini tampak jelas pada perilaku hidupnya yang terkenal sangat sederhana. Pada salah satu haditsya diriwayatkan.


Mari Belajar Dari Menulis Di Atas Pasir


'Belajar di waktu kecil seperti menulis di atas batu' Pepatah ini sepertinya terbiasa kita dengar untuk menggambarkan betapa sulitnya memulai belajar di saat kecil ...Sedangkan belajar ketika sudah besar malah yang sering hilang adalah bukti belajarnya. "Belajar di waktu besar seperti menulis di atas air'.  Waktu belajar yang terbaik sebenarnya adalah di usia muda dan tidak ada kata terlambat untuk belajar meski usia telah menua. 

Menulis di atas pasir?... apalagi itu maksudnya?

 ... Alkisah 2 orang sahabat berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir; HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU MENAMPAR PIPIKU. Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu; HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU MENYELAMATKAN NYAWAKU. Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya, "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di batu?" Temannya sambil tersenyum menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin. 

" Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda itu adalah biasa. Bila terjadi suatu yang menyakitkan akibat berinteraksi dengan orang lain terutama dengan orang tercinta luaskanlah pintu maaf. Dan bila dapat kesenangan atau keuntungan dari orang lain ingatlah selalu dihati kita. Cara seperti itu akan membangun jembatan kasih sayang atau silahturahmi dan menyehatkan hati dengan tak pernah mendendam. Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan lupakan masalah yang telah lalu.

Sabtu, 11 Mei 2013

Mari Temukan Dulu Apa "Sukses" itu sebenarnya?



Ketika mendengar kata sukses apa yang terbersit di benak/pikiran?
Kekayaankah?, kebahagiaankah?, ketenangan hidupkah?, keberhasilan usaha dan karir yang ditandai income besar-kah ? keharmonisan rumah tanggakah ?, keterkenalan dan
nama besarkah?, reputasi baik dan martabat tinggikah, kedudukan sosial yang mapankah, atau apa?

Pertama-tama, mari kita lihat dan sepakati dulu, apa itu SUKSES?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sukses berarti berhasil; beruntung. Sementara menurut ensiklopedia bebas Wikipedia, sukses didefinisikan sebagai suatu kehormatan atau prestise yang dikaitkan dengan pencapaian suatu kedudukan seseorang dalam status sosialnya. Sukses memiliki arti yang sederhana tapi mendalam. 

Kata "sukses" didefinisikan sebagai berhasil atau beruntung. Sehingga kesuksesan berarti keberhasilan atau keberuntungan.
Pespektif sukses jauh lebih penting kita lihat, karena sukses menurut seseorang ternyata berbeda menurut orang lain.
Jika arti dari kata sukses hanya sekedar berhasil atau beruntung dari sisi finansial, maka boleh jadi hanya sedikit sekali orang yang sukses di muka bumi ini. Semua orang lalu akan berpendapat bahwa hanya orang-orang seperti Bill Gates lah orang yang sukses. Dan jika melihat sukses dari segi karir, maka hanya orang-orang yang bisa menduduki jabatan presiden, menteri atau pejabat tinggi negara lainnya lah yang telah mencapai kesuksesan.Namun itu pun tidaklah menjadi jaminan orang-orang menjadi bahagia, bahkan tidak jarang yang terjadi malah "stress' berkepanjangan dan dihinggapi ras was-was yang tidak kalah mengkhawatirkannya.
Semua pasti ingin dan mendambakan sukses, sukses yang hakiki sebenarnya adalah dalam makna kebahagiaan dunia dan akherat. Sukses menyertai setiap langkah hidup kita di dunia, untuk akhirnya bermuara pada kesuksesan di akhirat.
Boleh saja kita mendefinisikan sukses sekehendak kita masing-masing, atau juga kita bersepakat mendefinisikannya bersama-sama. Karena semua definisi itu akan bersifat relatif adanya. Dan definisi paling dapat diterima dan tidak terbantahkan adalah berdasarkan perspektif Pencipta kita.
“Dan barangsiapa yg menyerahkan dirinya kepada Allah sedangkan ia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allahlah kesudahan segala urusan”. QS Luqman 31: 22. 
Nah, Allah sang Pencita kita akan menjamin kita sebagi makluknya terbebas dari rasa  khawatir,dan tidak akan bersedih hati bila kita berserah diri padanya. 
Barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala di sisi Rabnya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. (QS, AL-Baqarah, 2: 112).
Kita semua tahu, banyak orang yang tertipu jika mendasarkan kesuksesan itu dalam ukuran dunia saja. Padahal kita juga tahu bahwa kehidupan di dunia ini sementara saja. Maka tidak ada pilihan lain untuk orang yang menggunakan akal sehatnya keculai berserah diri pada Penciptanya.
Orang akan mudah berserah diri, bila ia haqul yakin bahwa kehidupan di dunia ini adalah kehidupan awal. Kehidupan yang amat singkat. Kehidupan yang penuh dengan kesenangan yang menipu (QS Al-Hadid: 20).
Jadi SUKSES HAKIKI adalah manakala Allah sebagai Pencipta kita itu Ridho kepada kita. Maka semua akan Allah penuhi kepada siapapun hamba yang diridhoi-Nya. Ingatlah nikmat terlengkap dan terbaik yang tersaji di Surga itu akan Allah berikan, manakala Allah Ridho (lagian, mana ada sesuatu yang dimiliki diberikan percuma, bila tidak ridho bukan??) Ingat, Syurga dan neraka itu adalah makhluk Allah, yang berada dalam kendali Allah, bumi langit, alam semesta beserta segala isinya juga milik Allah SWT, semua ada dalam kendalinya...jadi kunci mendapatkannya adalah tidak tertipu dengan makluknya..tetapi mendekat penuh kesadaran kepada Allah aja wazala....sang pemilik segalanya...
Nah, itulah sukses sebenarnya....
jiwa kita akan terbebas dari belenggu dunia, tidak ngoyo (alias tetap ceria) dalam menjalan keseharian kita, karena semuanya demi pengabdian kita di hadapan Allah SWT, atau apa yang disebut sebagai ibadah..hidup bebas merdeka dalam lindungan Ridho Allah SWT itulah cita-cita SUKSES yang sebenarnya....
Kita bisa KAYA tanpa HARTA, SAKTI tanpa AJI-AJI, MENANG tanpa MERUSAK...karena semua dicukupkan dan dipenuhi oleh Allah yang meridhoinya... 
Pertanyaan sederhana muncul. "lalu bagaimanakah caranya kita meraih RIDHO Allah itu?"
Dan rupanya ini adalah langkah awal yang mesti kita temukan lebih dulu dalam rangka meraih cita-cita SUKSES yang dicari-cari itu.

Jika kita runut, tentu sebagai langkah awal adalah kita mesti RIDHO menerima Allah sebagai Tuhan kita, kita RIDHO mengakui Allah yang memberi Rizki kita. Bila kita RIDHO menerima Allah sebagai PENGATUR kita, maka kita akan RIDHO menjalani perintah-perintahnya, RIDHO menjauhi larangan-larangan-NYA. Dan bila semua hal-hal yang diperintahkan ALlah sudah kita jalankan, dan sudah kita tegakkan..maka RIDHO Allah di muka bumi ini sudah dapat diraih....Hal ini seperti termaktub dalam petunjuk-Nya yaitu dalam QS Al-Maidah, 5:3 yang merupakan ayat terakhir dari kitab suci Al-Quran yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhamad saw....

"...Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".(QS: Al-Maidah Ayat: 3).

Jadi, rupanya RIDHO Allah itu adalah sesuatu yang dapat terwujud sejak di muka bumi, belum lagi nanti di akhirat kelak janji Allah akan ditunaikan bagi siapa yang gugur di jalan-Nya dalam mengemban pengabdian kepada-Nya.
Karena itu tidaklah salah, jika Rasulullah Muhamad saw mencontohkan dengan senantiasa berdoa kepada sang pencipta kita memohon keselamatan dan kebaikan di dunia dan akhirat....
 
inilah selayak-layaknya cita-cita SUKSES setiap hamba-Nya yang worthed untuk diperjuangkan. 


 




















 

Farmasi Sebagai Profesi

" Pharmacy : The art or profession of preparing and preserving drugs, and of compounding and dispensing medication according to the...