Selasa, 02 Desember 2014

BAGAIMANA SEORANG MUSLIM MEMANDANG KEHIDUPAN



“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (QS An Nahl, 16:89).

HIDUP ini sebuah misteri dan penuh rahasia! Manusia memiliki keterbatasan dalam memahami makna hidup. Pada umumnya, manusia tidak mengetahui banyak hal tentang sesuatu, yang mereka ketahui hanyalah realitas yang nampak saja (Q.S 30: 6-7). Tidak ada seorang pun yang tahu berapa lama ia akan hidup, di mana ia akan mati, (Q.S 31: 34) dalam keadaan apa ia akan mati, dan dengan cara apa ia akan mati, sebagian manusia menyangka bahwa hidup ini hanya satu kali dan setelah itu mati ditelan bumi. Mereka meragukan dan tidak percaya bahwa mereka akan dibangkitkan kembali setelah mati (Q.S An-Naml: 67). Adapun mengenai kepercayaan adanya kehidupan setelah mati pandangannya sangat beragam tergantung pada agama dan kepercayaan yang dipeluk dan diyakini.

Islam menjelaskan makna hidup yang hakiki melalui perbandingan dua ayat yang sangat kontras, seperti dicontohkan di dalam Alquran. Seorang yang telah mati menurut mata lahir kita, bahkan telah terkubur ribuan tahun, jasadnya telah habis dimakan cacing dan belatung lalu kembali menjadi tanah, namanya sudah hampir dilupakan orang. Tetapi yang mengherankan, Allah SWT memandangnya masih hidup dan mendapat rezeki di sisi-Nya serta melarang kepada kita menyebut mati kepada orang tersebut. Hal ini dapat kita lihat dalam (Q.S 3: 169). "Janganlah kalian menyangka orang-orang yang gugur di jalan Allah itu telah mati, bahkan mereka itu hidup dan mendapat rezeki di sisi Allah." Sebaliknya ada orang yang masih hidup menurut mata lahir kita, masih segar-bugar, masih bernapas, jantungnya masih berdetak, darahnya masih mengalir, matanya masih berkedip, tetapi justru Allah menganggapnya tidak ada dan telah mati, seperti disebutkan dalam firmannya "Tidak sama orang yang hidup dengan orang yang sudah mati. Sesungguhnya Allah SWT mendengar orang yang dikehendaki-Nya, sedangkan kamu tidak bisa menjadikan orang-orang yang di dalam kubur bisa mendengar," (QS Al-Fathir 22). Maksud ayat ini menjelaskan Nabi Muhammad tidak bisa memberi petunjuk kepada orang-orang musyrikin yang telah mati hatinya.

Dua ayat ini memberikan perbandingan yang terbalik, di satu sisi orang yang telah mati dianggap masih hidup, dan di sisi lain orang yang masih hidup dianggap telah mati. Lalu apa hakikat makna hidup menurut Islam?
Muslim adalah orang yang berserah diri. (2:132) “ittaqulloha haqo tu qotihi. Wala tamuttunna ila wa antum muslimun”. Hidup adalah perjalanan. Setiap kali ada perjalanan tentu ada beda orang memandangnya. Nah bagaimana seorang Muslim memandang kehidupan Dunia? Ada seorang yang  telah menunaikan ibadah haji, tertib dalam shalatnya, dan tunai dalam kewajiban-kewajibannya. Tetapi setelah itu malah kesulitan-kesulitan yang menghampirinya.Apakah gerangan yang sedang terjadi?
UJian : kenaikan tingkat (jika telah memenuhi syarat, jika beriman maka akan diuji utk meningkatkan keimanannya, syaratnya ia tidak melakukan maksiat, spt seorang mhsw jika ingin mengikuti ujian ia harus membayar administrasi, kehadiran kuliah sekina persen, dst) (
Musibah : pengingatan bahwa ada pelanggaran yang dilakukan (pengingat adalah bukti kasih sayang Alloh sebagai teguran)
Adzab : hukuman bagi siapa yang meninggalkan perintah-perintah ALloh dan maksiat kepada-Nya. (bukti bahwa adanya bencana alam yang mengadzab suatu kaum , karena kaum itu telah mengundang murkanya Alloh (7; 4).

1.     HIDUP ADALAH UJIAN
·       Allah SWT menciptakan dunia ini adalah semata-mata bertujuan untuk menguji setiap manusia, siapakah diantara mereka yang bersyukur dan yang kufur, siapa yang bersabar  atau yang tidak. Hal ini dijelaskan di dalam firman Allah SWT sebagai berikut :
·       Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. Al Mulk, 67: 2).
·       Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian”. (QS. Al Anbiyaa’, 21: 16-17).
·       Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya”. (QS. Al Kahfi, 18: 7).
·       Dengan demikian, Allah mengharapkan manusia tetap menjadi hamba-Nya yang setia sepanjang hidupnya. Dengan kata lain, dunia adalah tempat di mana mereka yang takut kepada Allah dan mereka yang tidak berterima kasih kepada Allah dibedakan satu sama lain, kebaikan dan keburukan, kesempurnaan dan kekurangan bersisian dalam “kerangka” ini. Manusia diuji dalam banyak hal. Pada akhirnya, orang-orang yang beriman akan terpisahkan dari orang-orang yang tidak beriman dan mencapai surga. Dalam Al Quran hal tersebut digambarkan sebagai berikut:
·       Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS. Al Ankabuut, 29: 3).
·       Kebanyakan manusia mengira mereka dapat memperoleh kehidupan yang sempurna begitu mereka bertekad untuk itu. Lebih jauh lagi, mereka mengira bahwa kualitas hidup yang tinggi bisa dicapai dengan memiliki lebih banyak uang, standar hidup yang lebih baik, keluarga yang bahagia, dan kedudukan yang terhormat di masyarakat. Namun, orang-orang yang mencurahkan seluruh waktu mereka untuk memperoleh hal-hal se-perti itu jelas-jelas melakukan kesalahan. Pertama, mereka hanya berjuang untuk meraih ketenteraman dan kebahagiaan di dunia ini dan sama sekali melupakan Hari Akhirat. Walaupun terdapat fakta bahwa tujuan utama mereka adalah menjadi hamba Allah di dunia ini dan mensyukuri apa-apa yang dianugerahkan-Nya, mereka menghabiskan hidup untuk memenuhi berbagai hasrat mereka yang sia-sia.

·       Allah memberitahukan betapa remeh dan menipunya daya tarik dunia di dalam Al Quran:
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagum-kan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS. Al Hadiid, 57: 20)

·       SD-SMP-SMA adalah bentuk kenaikan tingkat.
·       Puncak ujian adalah pada Para Nabi dan Rasul Alloh: Nabi Sulaeman Kaya dan Berkuasa. Nabi Ayyub yang diuji dengan sakit yang luar biasa. Kalau ada diantara kita yang dikaruniai kekayaan dan bahkan sekaligus kekuasaan, merasa sibuk dengan itu lalu tidak mau berserah diri kepada Alloh, pertanyaannya kenapa?? Padahal belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Nabi Sulaeman. Demikian juga jika orang yang menjadikan penyakit yang dideritanya sehingga menghalangi ketaatannya kepada Alloh, kenapa? Penyakit yang diderita Nabi Ayyub demikian menyengsarakan bahkan hanya tinggal mulut yg Cuma dapat bergerak, bernanh dan keluar belatung…tetapi beliau tetap taat dan berserah diri kepada Alloh SWT sebagai bukti berserah diri kepada-Nya sebagi bukti orang yang lulus dalam ujiannya.

2.     HIDUP ADALAH PILIHAN
·       QS 98 (albayyinah): 10: wahadaina hunazdain. Hidup ini adalah pilihan. Mudah-susah. Ya-tidak. Syukur-Kufur. Beriman-tidak beriman.
·       Abu Hurairah berkata : “Rasulullah saw berpesan kepada saya, ‘Wahai Abu Hurairah, maukah aku perlihatkan kepadamu dunia dengan segala isinya?’
Jawabku : :”Tentu, ya Rasulullah.”
Beliau lantas memegang tangan saya dan mengajak saya ke sebuah telaga di Madinah. Tiba-tiba saya melihat tumpukan sampah penuh dengan kepala manusia, kotoran, potongan kain, dan tulang-belulang. Kemudian beliau bersabda, ‘Wahai Abu Huraryrah, inilah kepala-kepala yang dulu rakus seperti kerakusanmu dan berangan-angan seperti angan-anganmu. Kemudian pada hari itu, semua menjadi tulang tanpa kulit; lalu menjadi abu. Kotoran ini adalah berbagai jenis makanan yang mereka usahakan, kemudian mereka memasukkannya ke dalam perut. Lalu jadilah ia sesuatu yang dihindari manusia. Potongan kain usang ini adalah pakaian mewah mereka, lalu ia sesuatu yang diterpa angin. Sedangkan tulang ini adalah tulang belulang binatang tunggangan mereka yang membawa mereka ke penjuru negeri. Oleh karen itu, barangsiapa yang bisa menangisi dunia, menangislah!.’ Kami lantas tidak meninggalkan tempat itu melainkan dengan menangis tersedu-sedu
.”
·       Letak mulianya Manusia adalah Alloh memberinya pilihan. Kisah Nabi Adam, Malaikat dan Iblis membuktikan hal ini.

3.     HIDUP ADALAH IBADAH
·          QS Adz Dzariyat (51):56: “Wama kholaqtul jinna wal insan ila liya’buduni”.
·          Ibadah artinya mengabdi. Beda antara Khaliq (Pencipta) dengan Makhluq (Yang diciptakan) adalah Khaliq memberi perintah itu untuk kepentingan makhluk, sedangkan makluk menerima perintah itu untuk kepentingan dirinya.
·          Dalam menjalani ibadah ini mesti didasari dari penerimaan dan kesadaran akan pilihan tadi. (Orang yang mempercayai dan yakin bahwa Hanya Alloh satu-satunya sesembahan-Nya dan Bersaksi bahwa Muhamad adalah Rasul utusan-Nya dialah yang beriman, dan orang beriman yang berserah diri adalah seorang muslim maka tiada paksaan dalam menjalani pengabdian kepada Alloh. (2:256). Inilah bukti dari ujian kehidupan pada manusia seluruhnya, maka bertaqwalah kepada ALloh dengan sebenar-benarnnya taqwa kepada-Nya, tidak lebih baik Dosen dibandingkan dengan mahasiswanya, siswa dengan gurunya, bos dan karyawanannya, atasan dengan bawahannya anak- atau bapaknya, yang lebih baik adalah yang paling bertaqwa dan memurnikan ketaqwaan kepadanya.

Maka Seorang Muslim yang menggunakan akal pikirannya, Ada segera melalukan instrospeksi diri bahwa HIDUP adalah Perjalanan yang mengandung UJIAN dan Ia Akan memilih untuk Segera Berserah Diri kepada-Nya sebagai Bukti Rasa Syukur atas Nikmat Datangnya Petunjuk yang telah sampai ke dalam Dadanya…Lalu selanjutnya ia akan mengisi seluruh hidupnya sebagai BENTUK PENGABDIAN atau IBADAH hanya kepada-Nya. Itulah sesungguhnya FITRAHNYA MANUSIA. (QS Ar-Rum: 30:30).

BAGAIMANA SEORANG MUSLIM MENJALANI HIDUPNYA?
Dalam Al Qur'an, Allah langsung menjawab semua pertanyaan yang jawabannya dibutuhkan oleh manusia sepanjang hidupnya. Allah memberikan pemecahan yang sempurna dan paling masuk akal untuk semua masalah yang muncul. Seperti firman Allah pada ayat kedua surat Al Baqarah, " Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa." Ayat-ayat lainnya juga menunjukkan bahwa Allah telah menjelaskan segalanya dalam Al Qur'an:

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. (QS Yusuf, 12:111)

… “Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (QS An Nahl, 16:89).

Orang yang beriman mengatur seluruh hidupnya sesuai dengan Al Qur'an dan berjuang untuk melaksanakan dengan hati-hati setiap hari apa yang telah dia baca dan pelajari dari ayat-ayat Al Qur'an. Dalam segala perbuatannya sejak bangun di pagi hari sampai tidur di malam hari, dia berniat untuk berpikir, berbicara, dan bertindak berdasarkan ajaran Al Qur'an. Allah menunjukkan dalam Al Qur'an bahwa pengabdian seperti ini menjadi ciri utama seluruh kehidupan orang beriman.

Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS Al An'am, 6:162).

Tetapi ada orang yang berpikir bahwa agama hanyalah meliputi ritual yang terbatas pada waktu-waktu tertentu—bahwa hidup hanya terdiri atas waktu sholat dan waktu lainnya. Mereka memikirkan Allah dan hidup setelah mati hanya di saat mereka berdoa, berpuasa, bersedekah, atau naik haji ke Mekah. Di waktu lain mereka tenggelam dalam urusan dunia. Hidup di dunia ini bagi mereka adalah perjuangan tanpa arah yang jelas. Orang semacam itu hampir memisahkan diri dari Al Qur'an sepenuhnya dan memiliki tujuan sendiri dalam hidup, pemahaman sendiri mengenai akhlak, pandangan sendiri mengenai dunia dan pedoman nilainya. Mereka tidak mengerti apa arti ajaran Al Qur'an sebenarnya.



Seseorang yang melaksanakan ajaran Al Qur'an dan mengikuti Sunnah Rasulullah SAW sebagai pedoman hidup tentu akan menjalani hidup yang sangat berbeda dengan orang yang bermental seperti kita sebutkan tadi. Orang ini tidak akan lupa bahwa dia adalah bagian dari takdir yang Allah telah tetapkan atasnya dan akan menjalani hidupnya dengan percaya (IMAN) dan berserah diri (ISLAM) pada-Nya. Dengan demikian, dia akan tahu bahwa dia tidak perlu khawatir, sedih, takut, resah, pesimis atau tertekan; atau dikuasi oleh kepanikan pada saat kesulitan menghadang. Dia akan menghadapi semua yang datang kepadanya dengan cara yang Allah tunjukkan dan izinkan. Semua perkataan, keputusan, dan tindakannya menunjukkan bahwa dia hidup sesuai dengan Sunnah yang merupakan kerangka pengamalan dari ajaran Al Qur'an. Baik di saat sedang berjalan, menyantap hidangan, pergi ke sekolah, menuntut ilmu, bekerja, berolah raga, mengobrol, menonton televisi, atau mendengarkan musik, dia sadar bahwa dia bertanggung jawab menjalankan hidupnya sesuai dengan rida Allah. Dia menyelesaikan semua urusan sesuai amanat yang diembannya dengan sebaik-baiknya, sekaligus berpikir bagaimana meraih rida Allah dalam urusan yang dikerjakannya. Dia tidak pernah bertindak dengan cara yang tidak diperkenankan oleh Al Qur'an dan berlawanan dengan Sunnah.

Hidup dengan nilai-nilai Islam dapat dilakukan dengan mengamalkan perintah dan nasihat yang diberikan oleh Al Qur'an pada segala segi kehidupan. Hal demikian dan pelaksanaan Sunnah adalah satu-satunya cara agar manusia mampu mencapai hasil terbaik dan yang paling membahagiakan di dunia dan akhirat. Tuhan berfirman dalam Al Qur'an bahwa seseorang dapat mencapai kehidupan yang terbaik dengan melakukan amal saleh

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS An Nahl, 16: 97).

Dengan kehendak Allah, menjalani hidup sesuai ajaran Al Qur'an dan Sunnah akan membuat seseorang mampu mengembangkan sebuah pemahaman yang luas, kecerdasan yang unggul, kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah, dan kemampuan untuk mempertimbangkan sebuah urusan secara mendalam. Karakteristik ini akan menjamin seseorang yang memilikinya akan menjalani setiap saat dalam hidupnya dengan kemudahan yang bersumber dari kelebihan tersebut. Seseorang yang menjalani hidupnya dengan berserah diri kepada Allah dan sesuai dengan ajaran Al Qur'an akan sepenuhnya berbeda dengan orang lain dalam hal cara bertindak, duduk dan berjalan, dalam sudut pandangnya dan dalam cara menjelaskan serta menafsirkan sesuatu, juga dalam pemecahan yang ia temukan atas persoalan yang dihadapinya. Sudah pasti bahwa hanya ajaran Al Qur'an yang mampu membuat seseorang menjalani hidupnya setiap jam dalam setiap hari, dan setiap saat dalam hidupnya dalam suasana surgawi, lingkungan damai yang jauh dari tekanan, keresahan, dan kekhawatiran di dunia ini.


Tak ada yang menjamin (Kutipan Puisi)

Tidak Ada yang Menjamin
Karya: Kiki Barkiah



Amal baikmu menyempurnakan tingkatanmu di surga
Karena pahala sering bergugur tak bersisa
Saat ikhlas tak menyertai jiwa
Bahkan sombong, ujub dan riya
Menggoda hati, merusak amal di akhirnya

Perlu meluruskan niat berkali-kali
Saat berbagi menebar inspirasi
Menumpuk amal jariyah yang mengalir tanpa akhir
menyulut obor semangat untuk meneladani

Namun teruslah menanam benih kebaikan
sebanyak yang kau bisa persembahkan
Karena amal buruk yang sengaja kau lakukan
Sudah pasti memperberat timbangan keburukan

Karena setiap detik terus berlalu
Dan batang usia semakin tumbuh
Relakah hal lain selain kebaikan mengisi waktumu?

Tak ada yang menjamin

Impian hebat dan jasa yang besar
Kerja nyata dan prestasi yang berbinar
Mampu menyelamatkan diri dari api yang membakar

Bisa jadi pahala yang kau sangka segudang
Tak bersisa karena menghilang
Saat bukan karena Allah, niat yang terpancang

Bisa jadi amalan yang kau sangka sederhana
Yang membuat Allah menjadi ridha
Memperberat timbangan pahala
Untuk menarikmu ke dalam surga

Perlu meluruskan niat berkali-kali
Saat menebar manfaat yang besar
Maknai hidup yang hanya sebentar
Demi bekal yang kelak ingin ditukar
Dengan keridhoan Allah di padang masyar

Namun teruslah mengejar mimpi dengan beramal besar
Karena kita tak tau amalan mana yang pahalanya tertakar
Yang membawamu ke surga yang indah menghampar
Karena saat kesia-siaan menjadi kebiasaan yang mengakar
Lebih mendekatkanmu pada kemaksiatan yang besar

Karena setiap detik terus berlalu
Dan batang usia terus tumbuh
Relakah kesiaan mengisi hari-hari hidupmu?

Tak ada yang menjamin

Kedudukanmu yang terus memuncak
Namamu yang semakin harum semerbak
Menghidarkanmu dari panas api yang bergejolak

Semakin tinggi kedudukan yang kau punya
Semakin kecang badai kan menerpa
Semakin besar peluangmu untuk tergoda
Terjerumus dalam lumpuran dosa

Maka terkadang menjadi manusia yang terlihat sederhana
Namun keikhlasanya kan membawanya ke surga
Akan menjadi pilihan yang lebih bahagia

Perlu meluruskan niat berkali-kali
Bahwa kedudukan yang tinggi
Melahirkan berjuta kesempatan beramal sholih
Yang kelak menempatkanmu dalam surga yang tinggi

Namun teruslah bergerak
Meningkatakan kemuliaan diri yang berderajat
Meraih sebanyak-banyaknya amalan pemberat
Agar kau miliki peluang yang lebih banyak
Untuk meraih surga firdaus di negeri akhirat

Sementara jika kau berharap yang biasa sekedar meraih teras surga saja
Yang kau bayar dengan amalan sederhana
Dan jalani hidup dengan mengalir saja
Bagaimana kiranya
Jika amalan itupun ternyata tak diterima?
Dimanalagi kau akan habiskan hidup selamanya
Jika tak sekedar mendapat teras surga?

Karena tak ada yang bisa menjamin

Maka teruslah berbuat dan luruskan niat
Luruskan niat, luruskan niat, luruskan niat
berkali-kali disetiap tahap
Karena syaitan terus menggoda di setiap saat
Agar setiap detikmu selalu menjadi simpananmu di negeri akhirat



==========================
Saya tulis puisi ini untuk seorang sahabat yang merasa berkecil hati karena mengerjakan amalan yang terlihat sederhana, sementara beliau menyangka saya mengerjakan mimpi mimpi besar, padahal tak ada satupun jaminan bahwa amalan ini akan mengantarkan saya ke dalam surga.

San Jose, California

Farmasi Sebagai Profesi

" Pharmacy : The art or profession of preparing and preserving drugs, and of compounding and dispensing medication according to the...