Minggu, 15 April 2012

Keluarga Kecil itu Bernama "Kita"

"Keluarga adalah awal segalanya"

Percaya atau tidak, keluarga lebih utama diperjuangkan daripada kepentingan sendiri-sendiri. Setiap masalah-masalah sengketa, pasti diawali dengan langkah "kekeluargaan". Keluarga adalah pangkal dan ujung perjalanan kehidupan keseharian. Bahkan bila keluarga dapat tetap berkumpul di Syurga, maka keluarga adalah segalanya.


Dalam keluarga kecil kami. Tersebutlah seorang ayah yang bernama "saya". Lalu sang ayah beristrikan "dia" dan lahirlah anak pertama bernama "kaka" dan yang kedua "dede". maka keluarga itu kini bernama "kita".


Diakui atau tidak, keluarga bisa mengalahkan kepentingan kerja sekalipun. Bahkan seringkali dijadikan alibi, ketika seseorang lalai dan bolos dari tempatnya bekerja. Padahal keluarga bukan tempat menyembunyikan kesalahan, tetapi sebaliknya tempat terbaik untuk meredakan masalah. Keterbukaan dan kesaling-percayaan menjadi bekal penyelesaian banyak persoalan. Dari sinilah jiwa dibentuk, sejak masa kanak-kanak. Pendidikan keluarga adalah awal pembentukkan fondasi akhlak anak-anak. Bisa dibayangkan bila pembentukkan moral hanya diserahkan pada "sekolahan" yang waktunya pun tidak lebih banyak dari waktu keluarga, tentu hanya sebatas ritual belaka. Namun keluarga akan memiliki kesempatan lebih banyak berinteraksi secara nyata bagi orang tua dan anak-anaknya untuk menanamkan pendidikan moral dan akhlaq, maka niscaya di sekolah adalah tempatnya mengasah dan membentuk prestasi anak didik.


Keluarga memang tidak terbatas.Sehingga keluarga tidaklah hanya dibatasi "saya" dan "dia", tetapi segitiga Ayah-Ibu-Anak. Inilah konteks keluarga seutuhnya, karena seluruh siklusnya akan kembali pada tiga serangkai ini...Kakek dan Nenek ada karena mereka memiliki cucu, Ayah dan Ibu ada karena mereka memiliki anak, dst. Jadi akan aneh juga rasanya bila sebuah keluarga dianggap harmonis hanya di sekitar suami-istri dan anak-anaknya, tetapi dengan ibu-bapak kandung atau ibu-bapak mertuanya tidak harmonis. Sungguh keluarga harmonis bukanlah dibatasi seperti itu. tetapi menjadi pusat keharmonisan itu sendiri.


Anak menjadi pusat keluarga

Banyak orang tua rela berkorban demi anaknya. Tak ada yang dapat memutuskan ikatan anak dan orang tua. maka Keberadaan Kakek-Nenk-nya anak-anak di sini menjadi penting. Karena itu kami ingin melengkapi keluarga "kita" itu untuk keseluruhan anggotanya. Dan sungguh keluarga Syurga tidaklah mudah untuk dibentuk. Semoga saja, seraya terus berusaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Farmasi Sebagai Profesi

" Pharmacy : The art or profession of preparing and preserving drugs, and of compounding and dispensing medication according to the...