Kamis, 09 Mei 2013

BERSERAH DIRI KEPADA ALLAH


“Dan barangsiapa yg menyerahkan dirinya kepada Allah sedangkan ia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allahlah kesudahan segala urusan”. QS Luqman 31: 22.

Seorang pemilik kebun, yang ahli dlm bidang pertanian, akan memotong-motong cabang atau dahan pohon agar pohon itu kelak mendatangkan buah yang banyak. Sekiranya saj pohon itu dapat merasa, perbuatan baik sang pekebun ini tentu akan dianggapnya sebagai suatu penyiksaan yang kejam. Begitu pula seorang ibu yang sangat cinta kepada anaknya, demi kebaikan anaknya, ia akan meminta dokter untuk menyuntik atau bahkan memotong bagian tubuh anaknya, misalnya sunat, yang harus dipotong. Tentunya perbuatan baik ibunya iniakan dirasakan sebagai sesuatu  yang menyakitkan bagi anaknya. Demi kasih sayangnya pula ia melarang anak nya diberi makanan yang dapat membahayakan kesehatan, padahal makanan itu amat disukai oleh anaknya. 

Begitu juga Allah Yang Maha PENGASIH lagi Maha PENYAYANG. Terkadang Dia member bencana, karena kalau bencana itu tidak diberikan, maka manusia tidak akan mampu mengambil pelajaran. Ia melarang hamba-Nya untuk mengikuti selera nafsunya semata-mata demi kebaikan si hamba itu sendiri. Tentu saja bagi yang orang yang tidak mengenal sifat-sifat-Nya, ia tidak akan mengerti akan hal ini, bahkan balik menuduh Dia berlaku sewenang-wenang. Sebaliknya bagi orang yang mengerti apa maksud tindakan-Nya, jiwanya akan selalu rela dan PASRAH, baginya apapun ketetapan yang Allah pilihkan untuknya ia yakin memang itulah yang terbaik.

Dalam hadits riwayat Muslim dan Ahmad, Rasulullah saw bersabda, “Demi Allah yang jiwaku ditangan-Nya, tidaklah Allah menetapkan satu ketetapan bagi seorang mukmin melainkan hal itu baik baginya, dan yang demikian itu hanya bagi seorang mukmin.”
Penegasan Alah SWT dalam Al-Quran:
Demikian itu disebabkan karena perbuatan tanganmu sendiri, Sesungguhnya Alah sekali-kali tidak menganiaya hamab-Nya. (QS, Al-Anfaal, 8:51).

Dari uraian ini, tampaknya memang tidak ada pilihan lain bagi orang yang berakal selain harus yakin bahwa kejadian yang menurut  mata manusia indah, sesungguhnya belum tentu bagik menurut kacamata Allah.Demikian juga kejadian yang kita pandang buruk, belum tentu jelek dalam pandangan Allah.Pengalaman telah banyak membuktikan, dibalik kejadian buruk yang menimpa, terdapat hikmah yang berharga. Bukankah jika kita memusatkan pandangan hanya pada tahi lalat yang ada di wajah seseorang, maka tahi lalat itu akan Nampak buruk? Tetapi cobalah pandang wajah itu secara keseluruhan, kita akan melihat justru tahi lalat itulah yang menjadi unsure utama kecantikan atau ketampanan wajah seseorang. Maka BERSERAH DIRILAH KEPADA ALLAH.

Yang dimaksud Berserah diri ini adalah Menyerahkan jiwa seutuhnya kepada Allah dengan keyakinan penuh bahwa Dia Yang Maha Suci dan Maha Pengatur pasti memilihkan yang terbaik bagi manusia. Berserah diri bukanlah berarti mengabaikan usaha, tetapi justru harus berupaya sekuat kemampuan yang ada. Gambaran orang yang berserah diri adalah seperti orang yang menggantungkan jiwanya pada Arasy Tuhan, sementara kakinya menapak di bumi. Orang yang berserah diri, ikhlas menerima segala ketentuan –musibah ataupun nikmat- yang dipilihkan Allah baginya. Yakin bahwa Dia yang Maha PENGASIH DAN PENYAYANG  tidak akan mungkin bertindak sewenang-wenang ataupun menganiaya hamba-Nya.
Untuk dapat berserah diri, diperlukan sikap MENTAL YANG POSITIF< Dasarnya yaitu. Kita harus Selalu Berperasangka Baik kepada-Nya.  Meyakini bahwa ketentuan apapun yang ditetapkan-Nya bagi kita, merupakan pilihan yang terbaik, yaitu sejalan dengan apa yang selalu Kita mohonkan pada setiap shalat (…ihdinashirotol mustaqiim…).

Janji Allah dalam al-Quran bagi orang yang berserah diri:
Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya (memeliharanya). (QS. At-Thalaq, 65: 3)
Dalam hadits yang diriwayatakan oleh Imam Akhmad, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah dan Ibnu Hiban, Rasulullah saw, bersabda:
“Jika kalian berserah diri kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, niscaya Dia menjamin rezekimu sebagaimana Dia menjamin kebutuhan burung yang terbang di waktu pagi dengan perut kosong, dan pulang di waktu sore dengan perut kenyang”.
Nabi Ibrahim as, pernah bersabda: Salah satu sebab aku menjadi kekasih Allah adalah karena aku tidak pernah merisaukan sesautu yang telah ditanggung oleh Allah.
Orang akan mudah berserah diri, bila ia haqul yakin bahwa kehidupan di dunia ini adalah kehidupan awal. Kehidupan yang amat singkat. Kehidupan yang penuh dengan kesenangan yang menipu (QS Al-HAdid: 20).

Adapun INDIKATOR KEBRHASILAN dari berserah diri, yaitu tidak adanya rasa was-was, khawatir, atau pun kecewa. Yang ada adalah ucapan dengan penuh RASA SYUKUR ‘alhamdulillah’ atau dengan penuh RASA IKHLAS “innalillahi wainna ilaihi rojiun”.
Barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia BERBUAT KEBAJIKAN, maka baginya pahala di sisi Rabnya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. (QS, AL-Baqarah, 2: 112).i
Bagi orang yang berserah diri, ia tidak akan mengeluh atau protes kepada Allah atas ketentuan yang ditetapkan padanya. Tindakan yang dilakukannya hanya semata-mata karena taat mematuhi perintah Allah. Dia berlaku baik bukan sebagai balasan karena orang teah berlaku baik kepadanya, tetapi kebaikan itu dilakukannya semata-mata karena Allah memerintahkan manusia untuk berbuat kebajikan. Pandangan batinya telanjang sebagaimana adanya (tidak ada buruk sangka).Lirikannya tanpa disertai emosi. Jiwanya tidak terguncangkan oleh adanya stimulan baik yang berasal dari dalam jiwanya  sendiri, maupun yang berasal dari lingkungannya. Dia dapat merasakan KAYA TANPA HARTA, SAKTI TANPA ILMU. Semua itu hanya dapat terjadi jika kita sudah mampu menjadikan TAAT sebagai senjata untuk melawan nafsu buruk/himbauan syetan.

Kesimpulan:
·      Kunci agar dpt berserah diri kepad Allah SWT adalah kita harus selalu BERPERASANGKA BAIK kepada-Nya. Berusahalah dahulu dengan segenap kemampuan yang ada, kemudian serahkan ketentuan hasilnya kepada-Nya. Apapun hasil yang diperoleh dari usaha kita itu, yakinlah bahwa itu merupakan yang terbaik atau yang paling sesuai dengan kebutuhan kita saat ini. Yaitu sejalan dengan permintaan kita pda setiap shalat (..ihdinasirootol mustaqiim..). Ingat pula bahwa musibah yang menimpa bukanlah untuk ditangisi, tetapi merupakan isyarat dari_nya agar kita segera berbenah diri, melakukan  instrospeksi adakah aturan-aturan main-Nya yang kita langgar.
  • “bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka…: (QS AL-mAidah, 5 : 49). Apa saja nikmat yang kamu peroleh dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri… (QS An-Nisa, 4: 79)….dan sekali-kali tidaklah Rabbmu menganiaya hamba-hamba-Nya, (QS Fushilat, 41: 46).

  • Dengan berserah diri, insya Allah, kita akan terhindar dari segala macam bentuk kekecewaan. Terlebih lagi, urusan kita yang lain akan dimudahkan-Nya.
  • Orang yang berserah diri, di saat berdoa tidak akan men-dikte Allah, tetapi berdoa dengan lemah lembut dan penuh harapan, “Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sekiranya hal ini memang bermanfaat bagiku, kabulkanlah permintaanku, Tetapi sekiranya hal ini tidak akan mendatangkan manfaat bagiku, jauhkanlah ya Allah! Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui”.

  • “Janganlah kamu mati, melainkan baik sangka kepada Allah Aja wa jalla. “ HR MUSLIM
  • Wahai orang yang beriman, janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri kepada Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Farmasi Sebagai Profesi

" Pharmacy : The art or profession of preparing and preserving drugs, and of compounding and dispensing medication according to the...